Saat ini menerbitkan buku ada dua jalur, melalui mayor publishing dan juga melalui self publishing. Bagi kebanyakan orang tentu bisa menerbitkan buku di mayor publishing akan menjadi suatu kebanggaan. Tapi self publishing pun menjadi pilihan tersendiri bagi para penulis yang ingin menerbitkan naskahnya.
Berikut beberapa alasan para penulis yang memilih self publishing:
Ditolak Penerbit Mayor
Dengan selektifnya penerbit mayor tentu banyak penulis yang ditolak oleh penerbit mayor. Tentu bukan berarti naskah mereka jelek. Karena penerbit punya pertimbangan tersendiri baik dari nilai jual maupun selera penerbit yang bersangkutan.
Self publishing bisa menjadi alternatif bagi para penulis yang ingin menerbitkan naskahnya tanpa penolakan. Dengan menerbitkan bukunya, tentu penulis bisa lebih percaya diri untuk menghasilkan karya yang lebih baik lagi.
Proses diterbitkan Cepat
Jika memilih Mayor publishing tentu kita tak mengeluarkan biaya untuk menerbitkan buku. Namun proses untuk menerbitkan buku di mayor publishing bisa sangat lama. Apalagi bagi penulis pemula. Hal ini tentu bisa kita pahami karena mayor publishing mendapat naskah yang sangat banyak dan harus menyeleksinya secara ketat. Andai diterima pun ada antrian terbit yang juga bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Naskahnya Tidak Ingin di Edit
Ada pula di antara penulis yang memutuskan untuk menerbitkan buku secara self publishing karena naskahnya tidak ingin diedit. Karena biasanya di mayor publishing naskah yang tadinya sudah capek-capek dibuat ada yang harus dipangkas banyak sekali. Tentu bagi penulis-penulis yang punya idealis tidak ingin naskah tersebut diubah.
Penulis yang awalnya memutuskan untuk self publishing dengan alasan tidak ingin diedit adalah Dewi Lestari yang saat itu menerbitkan buku Supernova.
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
0 Comments